Halaman

Sabtu, 03 Agustus 2013

PENJAHAT NASTAR
Oleh : RN Arini

"Dinda.... Dinda.... Dinda" Suara ibu melengking nyaring di telingaku. Padahal aku sudah jelas-jelas memakai headset untuk menutup telingaku. "Ngapo nastarnyo lah tinggal setengah toples ??"

***
"Kita buat nastar yuk" Suara ibu dengan bersemangatnya memecah kesibukanku di depan laptop. He'eh tumben ya Ibu semangat masak kue di Ramadhan kali ini. 
"Serius dak ibu nak buat kue itu" Ujarku berbalik sambil menantap Ibu.
"Iyolah serius, mahal semua nih kue-kuenya. Yaya, besok kau belanjo di pasar, di tempat cino itu nah" Ibu sudah memberikan instruksinya kepada ayuk Rina yang tengah asyik bergadget ria langsung  mengangguk refleks. Padahal bisa kujamin Ayuk Rina nggak mendengarkan dengan seksama perintah Ibu. Haha Biarkan saja.
Aku kembali bersibuk-sibuk ria di depan laptop, mulai menjadi seorang youtubers hahaha itu apaan sih, nama penggila youtube buatan aku sendiri. Orang lain dilarang protes. hahah. Dan aku lebih tertarik dengan korean hahahha, ELF gitu lho... *sekali lagi diLarang PROTES*
 Dan kulirik ibu sudah kembali tertidur di sudut ruang tengah ini. Nikmatnya dunia di bulan Ramadhan karena tidurpun menjadi pahala.

***
Yeay! Sudah kulihat Ayuk Rina pulang dari pasar. Seperti biasa selain membeli bahan-bahan yang dituliskan oleh Ibu, pastinya ia juga selalu membeli bahan yang ia inginkan untuk eksperimen. Kadang-kadang agak abstrak juga nih ayuk Rina. hahah biarkanlah ia berkarya. Toh kalau nggak enak juga masih dimakan olehnya sendiri, dan kalau enak akan jadi santapan enak di buka puasa. hahaha... So pasti aku yang paling duluan buat makan.
Ibu sudah siap dengan alat dan bahan untuk membuat nastar. Kulihat dengan teliti ibu memperhatikan semua catatan yang dibuat waktu pelatihan di PKK hehehe... Sayangnya, aku tidak terlalu tertarik untuk ikut andil dalam masak-memasak. Lebih baik langsung makan aja daripada susah-susah masak. ahahha.
Ayuk Rina yang membantu ibu juga sudah siap dengan oven yang sudah di turunkan dari tahtanya, atas lemari piring. Ibu dengan perlahan menimbang bahan-bahan agar sesuai dengan resep.
"Tumben bu pake resep?" ujar Ayuk Rina
"Biar pas, dan enak..." Ibu menjawab singkat dan meneruskan menimbang agar sesuai takaran.
"Tolong pecahkan telurnya ya,Rin" ujar ibu "Pisahkan putih dan kuning telurnya, hati-hati jangan sampai tercampur ya"
Hahah... sudah aku duga ibu selalu cerewet dan ingin terlihat perfect  saat memasak. Biarkanlah aku disini kan hanya sebagai penonton mereka. 
Tercium sudah wangi adonan yang sudah ditambahin margarin dan butter. Wanginya. Pasti enak banget ini, gumamku.
Kulihat Ibu dan Ayuk Rina masih asyik membuat nastar dengan membaginya dalam adonan kecil-kecil. Menyelipkan selai nanas yang enak di dalam adonannya. 
Ibu sudah siap untuk memasukan adonan dalam loyang ke dalam oven. wah, Nastar ini menggoda imanku. dengusku bahagia.
Sayangnya, ini masih puasa, andai saja......
****
"Kenapa nastar dalam toples sudah setengah ini?" Suara ibu ku dengar jelas. 
"Bukan ayuk yang makan. Kemarin sahur cuma cicip sikok bae bu" 
"Ayuk jugo cuma duo, pas pertamo makan belom keraso enaknyo, pas makan keduo baru keraso enaknyo"
Kudengar ibuku sedang berbicara dengan kedua mbak ku di dapur. Aku sedang enggan menuju dapur untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi.
"Diiiindaaaaaa" 
Kutoleh ibuku di depan pintu kamarku, sepertinya beliau sudah mencium gelagat tak enak dari diriku. 
"eh, ngapo bu?" wajah innocent yang aku perlihatkan sepertinya tidak ampuh untuk situasi saat ini,
"Kau kemarin makan berapo nastarnyo?" Selidik ibu
"sikok bu" jawabku singkat
"yakin cuma sikok?" ibuku semakin mendelik menyelidikiku.
Aku sudah tahu pastinya ibu tidak yakin kalau aku hanya makan satu. 
"he'eh iyo bu sikok tapi banyak" ujarku lugu
"Hwaaaah Penjahat nastar" teriak kedua mbakku dari belakang ibuku.
=,= Sudah kupastikan sedetik kemudian aku kena sembur ibuku. Soalnya aku sudah menghabiskan setengah toples nastar dirumah. Abisnya enak sih. *Persis mirip nastar yang di tipi-tipi*


*sikok : Satu (bahasa palembang)
Ayuk : Mbak (Bahasa Palembang)
Ngapo: Kenapa, mengapa



Yuk!!! Ngobrol bersama @RN_Arini ^,^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar